DESAIN PEMODELAN GRAFIK
1.
SEJARAH DAN EVOLUSI TEKNOLOGI DESAIN GRAFIK
Desain Grafis berasal dari 2 buah
kata yaitu Desain dan Grafis, kata Desain berarti proses atau perbuatan dengan
mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang. Sedangkan Grafis
adalah titik atau garis yang berhubungan dengan cetak mencetak. Jadi dengan
demikian Desain Grafis adalah kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar,
angka, grafik, foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari
seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka
dapat menghasilkan sesuatu yang khusus atau sangat berguna dalam bidang gambar.
Kemudian merujuk dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Desain
grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk
menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam desain grafis, teks
juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa
dibunyikan. desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art.
Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses
pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun
disiplin ilmu yang digunakan (desain). Seni desain grafis mencakup kemampuan
kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi ilustrasi,
fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Kata Desain Grafis pertama kali
digunakan pada tahun 1922 di sebuah esai berjudul New Kind of Printing Calls
for New Design yang ditulis oleh William Addison Dwiggins, seorang desainer
buku Amerika. Raffe's Graphic Design,
yang diterbitkan pada tahun 1927, dianggap sebagai buku pertama yang
menggunakan istilah Desain Grafis pada judulnya The signage in the London
Underground adalah contoh desain klasik pada abad modern yang menggunakan jenis
huruf yang dirancang oleh Edward Johnston pada tahun 1916.
Pada tahun 1920, Aliran konstuktivisme
di Uni Soviet melihat seni yang berorientasi individu tidak ada gunanya bagi
Rusia dan membuat sesuatu yang dapat diterapkan di dunia nyata. Mereka
mendesain bangunan, perangkat teater, poster, kain, pakaian, perabot, logo,
menu, dll. Jan Tschichold merumuskan prinsip-prinsip dasar tipografi modern
pada tahun 1928 dalam bukunya yang berjudul New Typography. Tschichold,
Bauhaus,Herbert Bayer and Laszlo Moholy-Nagy, and El Lissitzky adalah
tipografer yang berpengaruh besar dalam ilmu desain grafis yang kita kenal
sekarang ini. Mereka mempelopori teknik produksi yang digunakan sepanjang abad
ke 20. Pada tahun-tahun berikutnya desain grafis mendapat banyak pengakuan dan
mulai banyak diterapkan. Pasca Perang Dunia II, kebutuhan akan desain grafis
meningkat pesat, terutama untuk periklanan dan kemasan produk. Perpindahan
Sekolah Bauhaus dari Jerman ke Chicago pada tahun 1937 membawa pengaruh besar
pada desain di Amerika. Nama- nama yang terkenal diantaranya Adrian
Frutiger(desainer jenis huruf Univers dan Frutiger), Paul Rand(yang dari akhir
1930-an sampai kematiannya pada tahun 1996 menggunakan prinsip Bauhaus dan
menerapkannya padaiklan dan desain logo.
Pada tahun 1447, Johannes Gutenberg
(1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model
tekanan menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman, untuk
menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang
memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi
bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa. Tahun 1450
Guterberg bekerjasama dengan pedagang dan pemodal Johannes Fust, dibantu oleh
Peter Schoffer ia mencetak “Latin Bible” atau disebut “Guterberg Bible”,
“Mararin Bible” atau “42 line Bible” yang diselesaikanya pada tahun 1456.
Temuan Gutenberg tersebut telah mendukung perkembangan seni ilustrasi di Jerman
terutama untuk hiasan buku. Pada masa itu juga berkembang corak huruf
(tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung realis dan tidak banyak icon.
Seniman besarnya antara lain Lucas Cranach dengan karyanya “Where of Babilon”
Pada
perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan teknik cetak
Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang memanfaatkan tehnik cetak
tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik cetak datar yang
memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak. Nama lithografi
tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho. Tehnik ini
memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam bentuk
blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna.
Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni poster. Masa keemasan
ini disebu-sebut sebagai “The Golden Age of The Poster”. Tokoh-tokoh seni
poster tehnik lithogafi (1836-1893) antara lain Jules Cheret dengan karya
besarnya “Eldorado: Penari Riang” (1898), “La Loie Fuller: Penari Fuller”
(1897), “Quinquina Dubonnet” (1896), “Enu des Sirenes” (1899). Tokoh-tokoh
lainya antara lain Henri de Toulouse Lautrec dan Eugene.
Sejarah awal
Pelacakan perjalanan sejarah desain
grafis dapat ditelusuri dari jejak peninggalan manusia dalam bentuk
lambang-lambang grafis (sign & simbol) yang berwujud gambar (pictograf)
atau tulisan (ideograf). Gambar mendahului tulisan karena gambar dianggap lebih
bersifat langsung dan ekspresif, dengan dasar acuan alam (flora,
fauna,landscape dan lain-lain). Tulisan/ aksara merupakan hasil konversi
gambar, bentuk dan tata aturan komunikasinya lebih kompleks dibandingkan
gambar. Belum ada yang tahu pasti sejak kapan manusia memulai menggunakan
gambar sebagai media komunikasi. Manusia primitif sudah menggunakan coretan
gambar di dinding gua untuk kegiatan berburu binatang. Contohnya seperti yang
ditemukan di dinding gua Lascaux, Perancis.
Lambang/ aksara sebagai alat
komunikasi diawali oleh bangsa Punesia (+ 1000 tahun SM), yang saat itu
menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian disempurnakan oleh bangsa Yunani (+ 400
tahun SM) antara lain dengan mengubah 5 huruf menjadi huruf hidup. Kejayaan
kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa
peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan,
kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya
bangsa Romawi menetapkan alfabet dari Yunani tersebut menjadi 21 huruf : A, B,
C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y
dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal
dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad
pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Ketika
perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku
menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum
ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan.
Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna
memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat
serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf
Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal
dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena
ketipis-tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan
keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat dituliskan
dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.
Grafika
Grafika adalah segala cara
pengungkapan dan perwujudan dalam bentuk huruf, tanda, dan gambar yang
diperbanyak melalui proses percetakan guna disampaikan kepada khalayak.
Contohnya adalah: foto, gambar/drawing, Line Art, grafik, diagram,angka,
simbol, desain geometris, peta, gambar
dan lain-lain. Seringkali dalam bentuk kombinasi teks, ilustrasi. Dalam
bahasa Indonesia, kata “grafis” sering dikaitkan dengan seni grafis
(printmaking) dan desain grafis.
Desain grafis adalah suatu bentuk
komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau
pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena
merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis
diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya,
disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk
yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain).
Seni disain grafis mencakup
kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipogrfi,
ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak. Perancang grafis atau
sering disebut dengan desainer Grafis (bahasa Inggris: Graphic Designer) adalah
profesi yang menciptakan ilustrasi,tipogrfi, fotografi, atau grafis motion.
Seorang desainer grafis menciptakan karya untuk penerbit, media cetak dan
elektronik, seperti brosur dan mengiklankan produk. Mereka bertanggung jawab
untuk sebuah tampilan agar tampak menarik, yang bisa diaplikasikan dalam
berbagai bentuk materi promosi yang berkaitan dengan produk dan publik.
Sejarah Perkembangan
(1398-1468) penemuan teknologi mesin cetak
tahun 1447, menyerupai desain Rhineland(Jerman) untuk menghasilkan anggur.
merupakan penemuan revolusioner untuk memproduksi buku secara massal dan low
cost.
(1851) The Great Exhibition -
Diselenggarakan di taman Hyde London antara bulan Mei hingga Oktober 1851,pada
saat Revolusi industri. Pameran besar ini menonjolkan budaya dan industri serta
merayakan teknologi industri dan disain, dalam bangunan yang disebut dengan
Istana Kristal yang dirancang oleh Joseph Paxton.
(1892) Aristide Bruant, Toulouse-Lautrec - Pelukis post-Impressionist dan
ilustrator art nouveau Prancis, Henri Toulouse-Lautrec melukiskan banyak sisi
Paris pada abad ke sembilan belas dalam poster dan lukisan yang menyatakan
sebuah simpati terhadap ras manusia.
(1910) Modernisme - Symbol terkuat dari
kejayan modernisme adalah mesin yang juga diartikan sebagai masa depan bagi
para pengikutnya. Desain tanpa dekorasi lebih cocok dengan ´bahasa mesin´,
sehingga karya-karya tradisi yang bersifat ornamental dan dekoratif dianggap
tidak sesuai dengan ´estetika mesin´.
(1916) Dadaisme - Dadaism membawa gagasan
baru, arah dan bahan, tetapi dengan sedikit keseragaman. Prinsipnya adalah
ketidakrasionalan yang disengaja, sifat yang sinis dan anarki, dan penolakan
terhadap hukum keindahan.
(1916) De Stijl - De Stijl adalah suatu
seni dan pergerakan disain yang dikembangkan sebuah majalah dari nama yang sama
ditemukan oleh Theo Van Doesburg. De Stijl menggunakan bentuk segi-empat kuat,
menggunakan warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris
(1918) Constructivism - Suatu pergerakan
seni modern yang dimulai di Moscow pada tahun 1920, yang ditandai oleh
penggunaan metoda industri untuk menciptakan object geometris. Constructivism
Rusia berpengaruh pada pandangan moderen melalui penggunaan huruf sans-serif
berwarna merah dan hitam diatur dalam blok asimetris.
(1919) Bauhaus - dibuka pada tahun 1919
di bawah arahan arsitek terkenal Walter Gropius. Sampai akhirnya harus ditutup
pada tahun 1933, Bauhaus memulai suatu pendekatan segar untuk mendisain
mengikuti Perang Dunia Pertama, dengan suatu gaya yang dipusatkan pada fungsi
bukannya hiasan.
(1928-1930) Gill Sans - Tipograper Eric Gill
belajar pada Edward Johnston dan memperhalus tipe huruf Underground ke dalam
Gill Sans. Gill Sans adalah sebuah jenis huruf sans serif dengan proporsi
klasik dan karakteristik geometris lemah gemulai yang memberinya suatu
kemampuan beraneka ragam (great versatility).
(1931) Harry Beck - Perancang grafis
Harry Back ( 1903-1974) menciptakan peta bawah tanah London (London Underground
Map) pada tahun 1931. Sebuah pekerjaan abstrak yang mengandung sedikit hubungan
ke skala fisik. Beck memusatkan pada kebutuhan pengguna dari bagaimana cara
sampai dari satu stasiun ke stasiun yang lain dan di mana harus berganti
kereta.
(1950s) International Style - didasarkan
pada prinsip revolusioner tahun 1920an seperti De Stijl, Bauhaus dan Neue
Typography, dan itu menjadi resmi pada tahun 1950an. Grid, prinsip matematika,
sedikit dekorasi dan jenis huruf sans serif menjadi aturan sebagaimana tipografi
ditingkatkan untuk lebih menunjukkan fungsi universal daripada ungkapan
pribadi.
(1951) Helvetica - Diciptakan oleh Max
Miedinger seorang perancang dari Swiss, Helvetica adalah salah satu tipe huruf
yang paling populer dan terkenal di dunia. Berpenampilan bersih, tanpa
garis-garis tak masuk akal berdasarkan pada huruf Akzidenz-Grotesk. Pada
awalnya disebut Hass Grostesk, nama tersebut diubah menjadi Helvetica pada
tahun 1960. Helvetica keluarga mempunyai 34 model ketebalan dan Neue Helvetica
mempunyai 51 model.
(1960) Psychedelia and Pop Art - Kultur
yang populer pada tahun 1960an seperti musik, seni, disain dan literatur
menjadi lebih mudah diakses dan merefleksikan kehidupan sehari-hari. Dengan
sengaja dan jelas, Pop Art berkembang sebagai sebuah reaksi perlawanan terhadap
seni abstrak. Gambar dibawah adalah sebuah poster karya Milton Glaser yang
menonjolkan gaya siluet Marcel Duchamp dikombinasikan dengan kaligrafi
melingkar. Di cetak lebih dari 6 juta eksemplar.
(1984) Émigré - Majalah disain grafis
Amerika, Émigré adalah publikasi pertama untuk menggunakan komputer Macintosh,
dan mempengaruhi perancang grafis untuk beralih ke desktop publishing ( DTP).
Majalah ini juga bertindak sebagai suatu forum untuk eksperimen tipografi.
2.
PRINSIP DASAR DESAIN
Terdapat 5
prinsip dasar yang juga perlu diketahui oleh seorang desain grafis yaitu :
1.
Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu
prinsip dasar desain grafis yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam
sebuah karya desain akan membuat karya tersebut terlihat bercerai-berai atau
kacau-balau berantakan yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman
dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan, jika salah satu
atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah dan lain-lain),
maka kesatuan tersebut telah tercapai.
2.
Keseimbangan (Balance)
Sebuah karya desain harus memiliki
keseimbangan agar nyaman dipandang dan mudah difahami serta tidak membuat
gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh,
kita merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan
yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan.
Dalam bidang desain dan seni,
keseimbangan tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan
dimana semua bagian sebuah karya tidak ada yang saling membebani. Ada dua
pedekatan dasar dalam prinsip keseimbangan, pertama adalah keseimbangan
simetris yang merupakan susunan dari elemen agar merata ke kiri dan kanan dari
pusat. Kedua adalah keseimbangan asimetris yang merupakan pengaturan yang
berbeda dengan berat benda yang sama di setiap sisi halaman. Warna, ukuran,
bentuk dan tekstur dapat digunakan sebagai unsur balancing.
3.
Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar
desain untuk memperoleh keserasian sebuah karya, diperlukan
perbandingan-perbandingan yang tepat untuk menghasilkan desain yang serasi.
Pada dasarnya, proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang.
Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dipakai
hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Dalam bidang
desain, semua unsur berperan menentukan proporsi, seperti hadirnya warna cerah
yang diletakkan pada bidang/ruang sempit. Proporsi dapan dijangkau dengan
menunjukkan hubungan antara Suatu elemen dengan elemen lain.
4. Irama
(Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang
teratur dan terus menerus. Dalam bentuk-bentuk alah bisa kita ambil contoh
pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedauan, dan lain-lain.
Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dan bentuk-bentuk
unsur-unsur rupa. Pengulangan (mengulangi unsur serupa ddengan cara yang
konsisten) dan variasi (perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi atau elemen)
adalah kunci untuk menciptakan visual ritme. Menempatkan elemen dalam sebuah
layout secara berkala memberikan kesan halus, tenang dan santai.
5.
Dominasi (Domination)
Dominasi
merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam sebuah karya
seni dan desain. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan,
sifat unggul dan istimewa ini menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan pusat
perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Conter Of Interest,
Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai bebera tujuan, yaitu untuk
menarik perhatian, menghilangkan kebosanan, dan untuk memecah keberaturan,
biasanya ditengarahi dengan emphasis.
3. PROFESI DALAM BIDANG ILMU DESAIN GRAFIK
1.
Profesi
Lulusan Desain: Ilustrator
Sesuai dengan namanya, illustrator
bertugas untuk menjelaskan atau menyampaikan sebuah komunikasi/pesan dalam
bentuk visual agar bisa menarik dan dimengerti audiens. Ilustrasi juga banyak
bentuk dan mediumnya, contohnya iklan poster, desain majalah, cover buku atau
novel, dan masih banyak lagi. Banyak illustrator yang juga bekerja secara
independen, atau paruh waktu mengerjakan proyek-proyek dan tidak terikat
sebagai pekerja full time sebuah perusahaan.
2.
Profesi
Lulusan Desain: Graphic Designer (Perancang Grafis)
Sebenarnya graphic designer tidak
jauh berbeda dengan illustrator, bahkan di banyak perusahaan keduanya digabung
menjadi satu. Umumnya, graphic designer banyak ditemui di perusahaan-perusahaan
yang bergerak di industri kreatif, seperti brand/digital agency, media massa,
dan masih banyak lagi. Tugas seorang graphic designer adalah memvisualisasikan
komunikasi atau pesan dari perusahaan atau klien.
3.
Profesi
Lulusan Desain: Interior Designer (Perancang interior)
Pekerjaan bagi para lulusan desain
interior, pastinya tidak jauh dari mendesain sebuah ruangan. Bukan cuma harus
mendesain sebuah ruangan menjadi menarik dari sisi estetika, tapi para desainer
interior juga harus bisa mendesain ruangan agar memiliki nilai fungsional dan
sesuai dengan kebutuhan. Pekerjaan desain interior biasanya juga berkaitan erat
dengan arsitek.
4.
Profesi
Lulusan Desain: Fashion Designer (Perancang Busana)
Buat Quipperian yang tertarik
dengan bidang fashion, kesempatan menjadi seorang fashion designer terbuka
lebar untuk kamu. Banyak banget desainer-desainer muda Indonesia yang bisa
berprestasi dan menembus kancah internasional dan bisa jadi kamu akan menjadi
yang selanjutnya.
Untuk menjadi seorang fashion
designer, kamu bisa melanjutkan pendidikan di sekolah mode, tapi tidak menutup
kemungkinan jika kamu ingin mengikuti kursus atau pelatihan khusus yang banyak
diselenggarakan juga oleh sekolah fashion maupun tokoh-tokoh dalam bidang
fashion.
5.
Profesi
Lulusan Desain: Art/Creative Director
Seorang art atau creative director
biasanya membawahi beberapa bidang. Seorang art/creative director banyak
ditemui di industri pertelevisian, periklanan, dan industri kreatif lainnya. Ia
bertanggung jawab untuk mengarahkan sebuah tim yang terdiri dari desainer
grafis, penulis, videographer, fashion stylist, dan lain sebagainya yang
berhubungan untuk membuat sebuah program, iklan, ataupun strategi pemasaran.
6.
Profesi
Lulusan Desain: Product Designer (Perancang Produk)
Pernahkah kamu melihat sebuah
produk yang memiliki kemasan menarik dan unik? Atau bentuk serta desain yang
lucu sehinga membuat kamu ingin membeli suatu barang? Nah, semua itu adalah
hasil dari para product designer.
Tugas desainer produk bukan cuma
mendesain sebuah produk sedemikian rupa hingga berguna untuk banyak orang, tapi
juga bagaimana produk tersebut laku di pasaran dan memiliki nilai estetika.
Product designer juga dituntut untuk selalu mengolah ide-ide baru yang belum
ada dan beda dari sebelumnya.
7.
Profesi
Lulusan Desain: UI/UX Designer
Sekarang ini banyak banget
perusahaan digital yang membuka layanannya lewat aplikasi atau web. Demi
kenyamanan pelanggan, aplikasi atau web itu harus didesain dengan baik. Tak
hanya dari segi estetikanya saja tetapi juga dari segi fungsi, interaksi, dan
penggunaan. Karena itulah, seorang desainer user interface/user experience
sangat dibutuhkan. Kamu bakal bekerja merancang sebuah aplikasi, menentukan di
mana suatu tombol menu harus ditaruh, warna apa yang membuat nyaman pembaca,
dan bagaimana alur kerja aplikasi saat digunakan oleh pengguna. Desainer UI/UX
bakal dibutuhkan di perusahaan e-commerce.
8.
Profesi
Lulusan Desain: Game Desainer
Tentu kamu sering bermain games
dong? Nah, game itu selalu banyak mengandung animasi. Entah itu berupa 2D atau
3D. Di sinilah potensi desainmu dibutuhkan. Sebuah game tak cuma perlu seorang
programmer saja, tetapi juga desainer. Kamu bakal bekerja merancang karakter
games, membuat latar tempat games, hingga mendesain senjata yang akan dipakai pemain.
9.
Profesi
Lulusan Desain: Komikus
Salah satu bidang pekerjaan
menyenangkan yang juga bisa digeluti para lulusan desain adalah menjadi seorang
komikus. Kalau kamu hobi menggambar, sekaligus punya ide-ide cerita menarik,
jangan ragu untuk menuangkan kreativitasmu dalam bentuk komik. Siapa tahu
komikmu bisa diminati banyak penggemar dan bisa dijual melalui online seperti
webtoon atau bahkan dicetak dalam bentuk fisik.
10.
Profesi
Lulusan Desain: Animator
Animator
adalah seniman yang menciptakan berbagai ragam gambar yang akan membentuk ilusi
seolah-olah bergerak pada saat ditayangkan dengan cepat yang disebut dengan
frame. Mereka adalah orang-orang di balik film-film box office yang menampilkan
efek CGI (Computer-Generated Imagery) yang keren dan tampak seperti asli.
Animator dapat bekerja dalam berbagai bidang seperti film, televisi, video
game, dan Internet.
4. ELEMEN – ELEMEN DASAR DESAIN GRAFIK
Dalam sebuah karya desain grafis,
ada beberapa elemen dasar yang menunjang terciptanya sebuah karya yang bukan
hanya sekedar menarik secara estetika tapi juga berhasil menyampaikan pesan dan
informasi lebih efektif kepada audiens.
Penting
bagi seorang yang ingin mempelajari desain grafis mengetahui beberapa
elemen-elemen dasar agar desain yang dihasilkan menarik perhatian dan mudah
dipahami. Berikut elemen-elemen desain grafis berdasarkan bentuk beserta fungsi
dari elemen tersebut :
1. Titik
Titik merupakan unsur rupa yang
secara konsep tidak tampak, misalnya terdapat pada pertemuan dua garis (ujung
dan pangkal garis). Lanjutnya, ciri umum dari sebuah titik yaitu tidak memiliki
panjang dan lebar, tidak mengambil ruang yang besar, berukuran kecil dan memiliki
raut yang sederhana. Bentuk umum dari titik adalah bulatan (lingkaran)
sederhana yang tidak bersudut tanpa arah.
2. Garis
Garis merupakan perluasan dari
titik. Yang berarti, garis adalah bagian dari jalur yang dibuat oleh gerakan
dari titik yang dicatat secara grafis. Secaar otomatis, sebuah garis mampu
membimbing mata bergerak dari satu bagian ke bagian yang lain. Dan gambaran
yang terbentuk tersebut merupakan gambaran desain yang terbentuk dalam otak.
Sebuah garis yang sederhana mampu
menggambarkan suatu arah dan membagi ruang serta mendeskripsikan sebuah objek
lewat kerangka yang terbentuk dari garis. Ciri dari garis adalah memiliki
panjang tanpa lebar (lebar tidak menonjol), mempunyai kedudukan dan arah, kedua
ujung garis berupa titik dan merupakan batas sebuah bidang.
Jenis
Garis Dapat Dibedakan Menjadi :
- Garis Kontur, yaitu garis yang melukiskan bagian tepi suatu bentuk yang memisahkan setiap volume atau area sekitarnya. Garis kontur yang sederhana umumnya tidak bervariasi dari segi ketebalan, tidak memiliki gradasi gelap-terang ataupun bayangan. Sedangkan garis kontur yang ekspresif akan mengajak mata audien menerima garis tersebut sebagai sebuah bentuk, karena dibentuk dengan variasi tebal-tipis serta memiliki detail.
- Garis Kaligrafis, terjadi jika keindahan garis menjadi aspek utama bagi keindahan gambar. Garis ini menunjukkan karakter pribadi yang menggambarnya. Garis kaligrafi lebih ekspresif, kebanyakan garis kaligrafi juga memiliki gradasi ketebalan dan gelap terang.
Beberapa
Bentuk Dari Garis :
- Garis Lurus, bisa berupa garis vertical, horizontal, diagonal, patah-patah ataupun tak beraturan.
- Garis Lengkung, berupa garis lengkung teratur dan tak beraturan.
- Garis Kombinasi, merupakan gabungan antara garis lurus dan garis lengkung.
Garis mampu menunjukkan karakter,
dan karakter dari garis tersebut ditentukan oleh presepsi dari audien selaku
pengamat desain tersebut. Persepsi terhadap garis ditentukan lewat faktor
perbandingan panjang dan ketebalan dari garis, lengkung atau patahnya garis,
dan arah garis tersebut. Berbagai karakter yang ditimbulkan dari garis dan
jenisnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Selain
itu, arah garis dapat memberi kesan tambahan yang ditimbulkan oleh presepsi
pengamatnya. Adapun uraiannya sebagai berikut :
- Garis Horizontal akan menimbulkan kesan tenang, relaksasi, diam atau statis dan kesan melebar.
- Garis Vertikal akan menimbulkan kesan stabil, menunjukkan wibawa, kekuatan dan menimbulkan kesan menginggi.
- Garis Diagonal akan menimbulkan kesan dinamis, karena menunjukkan gerakan dan memberikan kesan gembira.
3. Bidang
Bidang adalah suatu bentuk pipih
tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar dan luas, jugamempunyai
kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Bidang bersifat dua dimensi, umumnya
desain grafis bekerja pada bidang ini.
4. Bentuk
(Shape)
Bentuk adalah segala hal yang
memiliki diameter tinggi dan lebar yang dihasilkan dari garis-garis yang
tersusun sedemikian rupa. Bentuk dibagi menjadi bentuk dua dimensi dan tiga
dimensi dan masing-masing bentuk mempunyai arti tersendiri. Dalam desain
grafis, bentuk tidak hanya mendesifinisikan sebuah obyek tetapi juga bisa engkomunikasikan
sebuah gagasan. Secara umum, bentuk dua dimensi dibagi dalam 3 kategori antara
lain :
- Bentuk Geometris, bentuk yang sangat umum dan terstruktur (kotak, persegi, segitiga, lingkaran, dan lainnya).
- Bentuk Natural seperti bentuk hewan, tumbuhan dan manusia merupakan bentuk-bentuk yang tidak beraturan dan mudah berubah.
- Bentuk Abstrak, yaitu bentuk natural yang disederhanakan, misalkan simbol pada fasilitas umum dan sebagainya.
Sementara
pada kategori sifatnya, bentuk dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
- Huruf (Character) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
- Simbol yang direpresentasikan mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misal gambar orang, binatang (dalam bentuk sederhana) dan lainnya.
- Bentuk Nyata (Form) bentuk yang benar-benar mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek keseluruhan secara detail.
5.
Tekstur
Adalah
tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara
dilihat yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari
suatu permukaan benda semisal permukaan kayu, karpet, kulit dan lain
sebagainya.
6.
Ruang (Space)
Ruang
merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek
desain dapat dijadikan unsur estetika desain. Sebagai contoh, tanpa ruang Anda
tidak akan tahu mana kata, kalimat atau paragraf, kapan harus membaca dan kapan
harus berhenti. Ruang juga berfungsi sebagai fokus mata ke sebuah objek, dalam
bentuk fisiknya ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan
latar belakang (background).
7.
Warna
Warna
merupakan unsur penting dalam obyek desain karena dengan warna sebuah desain
bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dan
bentuk-bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua
yaitu : Pertama warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive Color / RGB) yang
biasa digunakan pada warna monitor, TV dan sebagainya. Kedua warna yang dibuat
dengan unsur tinta atau cat (Subtractive Color / CMYK) yang digunakan dalam
proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, kain plastik
dll.
5.
SKALA, RASIO, MANIPULASI
MANIPULASI :
Dalam kehidupan sehari-hari
Manipulasi itu adalah sebuah proses rekayasa dengan melakukan penambahan,
pensembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan
sebuah realitas, kenyataan, fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan
berdasarkan sistem perancangan sebuah tata sistem nilai, manipulasi adalah
bagian penting dari tindakan penanamkan gagasan, sikap, sistem berpikir,
perilaku dan kepercayaan tertentu.
Sedangkan dalam dunia desain
Manipulasi itu sendiri adalah menambakan atau mengurangi object yang akan di
edit, sehingga terbentuklah imajinasi-imajinasi yang tidak pernah di lihat di
mata orang lain atau pun di dalam kehidupan nyata.
Manipulasi dalam dunia desain saat
ini sudah menjadi trend di kalangan newbie dan bahkan untuk yang professional
manipulasi itu masih sering di gunakan untuk project-project tertentu, namun
untuk level-nya sangat berbeda jauh dari kalangan newbie dan menengah.
Imajinasi
yang luas dan tinggi sangat di perlukan dalam memanipulasi foto, yang membuat
hasil karya dari menipulasi tersebut tidak pernah terbayang oleh manusia yang
menjadi nilai plus.
SKALA :
Skala dalam Prinsip Desain Grafis
dapat diartikan sebagai perubahan ukuran/size tanpa perubahan ukuran panjang
lebar atau tinggi. Proporsi dalam prinsip desain grafis merupakan perubahan
perbandingan antara panjang lebar atau tinggi sehingga gambar dengan perubahan
proporsi sering terlihat distorsi.
RASIO :
Sejarah
Golden Rasio Dalam Ilmu Desain Grafis
Diketahui, ada orang pertama yang
dulunya menulis buku tentang mekanisme desain terbaik ini, yaitu Luca Pacioli.
Ia memaparkan pengertian dan cara menggunakan golden ratio dalam ilmu desain
grafis dalam buku khusus yaitu De Diviana Proportione. Tetapi, ia tidak
membahas bahasan pada buku ini, ia tidak membahas sebagai teori untuk
diterapkan sebagai teori estetika. Maka, pada saat itu, bisa disimpukan istilah
ini belum masuk pada bahasan ilmu desain grafis
Proporsi
dan komposisi menjadi faktor penting dalam suatu desain. Maka, Golden Ratio
yang memiliki arti yang sesuai menjadi sangat related dengan istilah tersebut.
Baik itu dalam isitlah seni umum dan juga arsitektur lain. Pada teori ilmu
desain, maka diartikan sebagai acuan utama dalam membuang rancangan.
6.
TIPOGRAFI
Tipografi dalam desain grafis
merupakan satu elemen yang sangat krusial dan juga merupakan elemen yang paling sering dipakai untuk
melengkapi suatu desain. Coba perhatikan desain di sekeliling kalian, desain
poster, desain suatu produk, desain iklan, semua mengandung unsur
tipografi.seperti yang kita tahu, desain grafis merupakan suatu bentuk
komunikasi visual. Maka dari itu, unsur yang ada di dalamnya juga harus
memancarkan informasi yang ingin disampaikan. Hal ini berlaku untuk tipografi.
Pemilihan tipografi yang benar membantu menyampaikan informasi yang ingin
disampaikan secara tepat.
Seni tipografi adalah sebutan bagi
tipografi dalam desain grafis. Seni tipografi menitik beratkan pada pengaturan
huruf sebagai elemen utama dalam desain yang ingin dibuat. James Craig membagi
tipografi menjadi 5 kategori, antara lain:
1.
Roman
Huruf
di keluarga Roman memiliki ciri khas tersendiri yang muda dikenali. Huruf Roman
memiliki ketebalan dan ketipisan pada setiap garis di huruf – hurufnya. Semua
huruf yang ada di bawah naungan kategori Roman memiliki ciri khas klasik,
anggun, tegas, lemah gemulai dan feminim. Keluarga huruf Roman sudah ada
sekitar abad 11 atau 12. Karena itu, huruf Roman merupakan salah satu kategori
huruf yang paling tua. Jenis font yang ada di kategori huruf Roman antara lain
Bodoni, Georgia, dan Times New Roman.
2.
Egyptian
Huruf
yang berada di bawah keluarga Egyptian memiliki ciri huruf seperti papan.
Berbeda dengan kategori Roman yang memiliki tebal tipis di hurufnya, Egyptian
memiliki ketebalan yang hampir sama di setiap hurufnya. Kesan yang ditimbulkan
oleh jenis huruf Egyptianadalah kokoh, kuat, kekar, dan stabil. Jenis font yang
ada di kategori Egyptian adalah Rockwell dan Typo Slab – Serif.
3.
Sans
Serif
Huruf
yang berada di bawah keluarga Sans Serif hampir mirip dengan huruf yang berada
di bawah keluarga Roman, hanya saja jenis huruf ini tidak memiliki sirip di
ujung. Ketebalan hurufnya pun tidak tebal tipis, melainkan solid. Kesan yang
ditimbulkan jenis huruf ini adalah modern, kontemporer, dan efisien. Bisa
dibilang huruf di kategori Sans Serif merupakan versi modern dari Roman. Jenis
font yang ada di kategori Sans Serif adalah Arial, Century Gothic, Futura,
Helvetica, Lucida Grande, Trebuchet MS, dan Verdana.
4.
Script
Sama
seperti namanya, huruf yang berada di bawah kategori ini memiliki rupa layaknya
tuliksan tangan. Tetapi bukan huruf cetak ya. Seperti tulisan tangan sambung
yang dibuat dengan pena, kuas, atau pensil tajam. Biasanya huruf di bawah
kategori ini memiliki ciri khas miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan oleh
kategori huruf ini adalah pribadi dan akrab. Jenis font yang ada di kategori
ini adalah Freestyle Script dan French Script.
5.
Miscellaneous
Huruf
yang berada di kategori ini tidak memiliki ciri khas atau rupa yang spesifik
seperti 4 kategori lainnya. Huruf yang berada di bawah kategori ini biasanya
merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada, hanya ditambahkan
hiasan, ornament atau garis – garis dekoratif. Jenis font yang ada di bawah
kategori ini sangat banyak, antara lain Comic Sans MS, Joker, dan Magneto.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar